Son Seok Gu mengumumkan bahwa ia akan mengambil tindakan hukum pada pelaku penyebar rumor kekerasan di sekolah yang dituduhkan kepadanya.
Dituduh melakukan kekerasan disekolah.
Baru – baru ini beberapa aktor dan aktris populer di industri hiburan Korea Selatan diterpa rumor buruk mengenai kekerasan yang terjadi di sekolah.
Salah satu aktor populer yang diterpa rumor buruk tentang kekerasan sekolah adalah Son Seok Gu, bukan hanya rumor, ini bisa dibilang menjadi tuduhan bagi Son Seok Gu.
Melalui media online, seorang netizen mengklaim bahwa Son Seok Gu adalah pelaku ‘kekerasan sekolah’ saat ia ada di sekolah menengah dan mengatakan bahwa para korban melaporkan hal ‘kekerasan sekolah’, tetapi mereka juga mengklaim bahwa itu ditutup-tutupi di sekolah.
Putuskan akan ambil tindakan hukum.
Agensi dari Son Seok Gu sebenarnya telah membantah rumor tersebut, namun sayangnya, rumor kekerasan di sekolah yang dikaitkan dengan Son Seok Gu semakin menyebar.
Lelah dengan tuduhan dan rumor yang tentunya merugikan nama baiknya, akhirnya Son Seok Gu melakukan tindakan.
Pada hari kemarin, tanggal 9 September 2021, ia memposting surat panjang dan melalui surat tersebut, ia umumkan akan mengambil tindakan hukum pada rumor – rumor buruk tentang kekerasan sekolah yang dikaitkan dengan namanya, berikut adalah surat yang disampaikan Son Seok Gu:
“Saya telah memulihkan akun Instagram saya karena ada sesuatu yang sangat ingin saya katakan. Pertama, saya ingin menyatakan bahwa saya menulis ini sendiri atas kehendak bebas saya sendiri. Ini bukan pendapat orang lain, jadi jika Anda mau meluangkan waktu untuk membacanya, saya akan berterima kasih.
Pada tanggal 31 Agustus, ada postingan yang mengklaim bahwa saya telah melakukan kekerasan di sekolah di Twitter. Jika Anda pernah melihatnya, maka Anda tahu apa yang saya bicarakan (tetapi jika tidak, saya telah membagikan tangkapan layar tweet di pos terpisah di Instagram saya). Saya tidak akan memberikan kepuasan bahkan untuk tanggapan seperti “Saya tidak melakukan ini” pada postingan anonim yang tidak menunjukkan bukti dan bahkan tidak menyebutkan secara jelas korbannya. Setidaknya, saya tahu latar belakang seperti apa saya dibesarkan, jadi sebelum saya beralih ke subjek utama, saya ingin menyatakan di sini bahwa saya tidak malu untuk berdiri di hadapan orang tua yang membesarkan saya.
Sehari setelah posting dibuat, saya merasa diri saya gentar dengan banyaknya artikel yang diterbitkan tanpa memverifikasi apa yang benar atau salah. Ada artikel dan komentar yang berisi kritik dan cemoohan, dan saya putus asa dengan hubungan interpersonal saya yang tiba-tiba menjadi canggung. Pada satu titik, saya mulai meragukan diri sendiri dan bertanya-tanya, “Jika saya begitu mudah disalahpahami seperti ini, bukankah berarti saya melakukan sesuatu yang salah?” Saat itulah saya merasa paling sedih. Saya merasa sangat bahwa ada sesuatu yang salah.
Dalam masyarakat di mana opini publik online dapat dengan cepat menjadi kuat, beberapa kata yang dilontarkan oleh poster anonim seperti mereka yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas tanpa plat nomor. Ruang online tercemar oleh mereka yang membuat posting dan tidak harus bertanggung jawab atas apa yang mereka tulis. Akibatnya, ketika korban penyerangan dan kekerasan yang sebenarnya berbicara, mereka dapat diperlakukan seperti anak laki-laki yang menangis serigala. Tanggung jawab untuk orang-orang itu terletak pada kita, yang berbicara dan percaya tanpa berpikir. Tweet itu adalah masalah yang berkaitan dengan saya, tetapi itu juga merupakan masalah sosial yang harus kita semua pikirkan di beberapa titik, dan oleh karena itu saya percaya bahwa itu bukan sesuatu yang bisa saya anggap enteng dan diabaikan.
Sampai hari ini (9 September 2021), saya telah mengumpulkan bukti rinci dan mengajukan pengaduan ke polisi. Mungkin perlu beberapa waktu agar hasilnya keluar, tetapi bagi mereka yang dapat memahami ruang lingkup masalahnya, saya harap Anda akan terus memantau situasinya.
Terima kasih telah membaca ini.”
Sumber: media Korea Sports Donga
