Kalau di Indonesia ada yang namanya penonton bayaran, di Korea Selatan ada yang namanya tamu bayaran buat hadir di acara pernikahan! Yup, mereka dibayar buat hadir di sebuah pernikahan, karena selain karangan bunga, kue dan gaun pengantin, tamu juga termasuk faktor estetika di tradisi pernikahan masyarakat Korea.
Jumlah tamu yang hadir bisa jadi faktor penentu seberapa besar sukses dan pengaruh keluarga mempelai. Biasanya salah satu mempelai akan menyewa tamu undangan ini untuk menyamakan “derajat” keluarganya dengan keluarga calon istri/suami. Ada juga yang menyewa karena pernikahannya berlangsung di tempat yang jauh dari keluarga atau berlangsung di tempat dengan hanya sedikit kerabat.
Baca juga: 4 Aktor Ganteng Korea yang Paling Banyak Dipilih Wanita untuk Dijadikan Suami
Dalam sekali hadir tamu bayaran biasanya akan dibayar sekitar 20.000-30.000 KRW atau setara dengan 200.000-300.000an rupiah. Mereka datang sudah berbekal dengan informasi-informasi pribadi mengenai pengantin, seperti nama, sekolah, usia, dan lain-lain biar nggak ketahuan kalau sebenarnya mereka cuma tamu bayaran. Tapi mereka bisa dibedakan juga sih dengan tamu asli, yaitu mereka biasanya akan pulang duluan sebelum sesi foto bersama.
Tamu bayaran ini termasuk bisnis yang cukup besar lo. Hingga saat ini ada sekitar ratusan agensi yang menyewakan tamu undangan, yang beberapa di antaranya bahkan sampai menyediakan 500 tamu per-akhir pekan selama musim nikah. Nggak cuma nyediain tamu aja, beberapa agensi juga ada yang menyewakan orang tua palsu buat calon mempelai yang yatim-piatu atau yang menikah tanpa restu orang tua. Wah wah wah ~
Apa nih pendapatmu tentang fenomena satu ini?
Baca juga: Blind Date, Budaya Kencan di Korea yang Beda dan Unik
Sumber: 10mag