Drama Korea terbaru When Life Gives You Tangerines di Netflix telah tayang perdana pada 7 Maret lalu. Berlatar di Pulau Jeju pada tahun 1960-an hingga Seoul pada tahun 2025, perjalanan sebuah pasangan melalui pasang surut kehidupan menghadirkan drama yang mengharukan, relevan, dan emosional.
Serial ini akan mengajak pemirsa larut dalam perjalanan empat musim kehidupan yang penuh warna, dimulai dengan empat episode pertama yang berlatar musim semi. IU berperan sebagai Ae-sun, gadis pencinta sastra yang penuh mimpi, dan Park Bo-gum berperan sebagai Gwan-sik, pria setia yang menghadapi berbagai tantangan dengan penuh tekad dan tulus.
Awalnya Gwan-sik kerap tampak kaku dan tidak banyak bicara kepada Ae-sun, walau sedari kecil tampak jelas bahwa ia menyukai Ae-sun. Namun begitu Gwan-sik bertindak, termasuk dalam diam, perasaannya bagi Ae-sun menjadi kentara dan bisa membuat Ae-sun tersentuh.
Berikut empat act of service atau tindakan penuh makna dari Gwan-sik yang akan membuat penonton terharu dan menyebutnya “Pria Hijau Neon”
Memberikan ikan ke Ae-sun

Ae-sun kecil tumbuh bersama ibu yang berprofesi sebagai penyelam tradisional, dan hasil tangkapannya sering tidak mencukupi untuk kebutuhan mereka. Diam-diam Gwan-sik kecil memperhatikan dan memahami situasi tersebut dan tanpa kata-kata memberikan ikan hasil tangkapan keluarganya kepada Ae-sun. Tindakan ini sangat berarti bagi Ae-sun dan keluarganya yang hidup sehari-harinya terbilang sulit, walau Gwan-sik juga harus berhadapan dengan keluarganya yang meradang karena harus ‘merelakan’ tangkapan ikan mereka.
Membantu Ae-sun berjualan hingga memakaikan sepatu

Kala duduk di SMA, Gwan-sik dan Ae-sun sama-sama berjualan di pasar dan posisi mereka pun bersebelahan. Ae-sun terlihat lebih berminat membaca buku puisi daripada mengurusi kiosnya sendiri, sampai-sampai Gwan-sik turun tangan ketika ada penjual yang ingin membeli sayuran yang dijual Ae-sun.
Ketika mereka akan beranjak pulang, lagi-lagi tanpa berucap sepatah kata pun Gwan-sik kemudian melepaskan sandal yang sedang dikenakan Ae-sun dan menggantinya dengan sepatu. Tak lupa Gwan-sik memastikan tapak kaki Ae-sun yang berkaus kaki bersih sebelum memasukkannya ke sepatu. Siapa yang tak meleleh oleh tindakan semanis ini?
Berenang melintasi lautan

Ketika mereka mendadak harus terpisah, Ae-sun mulai menyadari perasaan ia yang sebenarnya terhadap Gwan-sik. Apa daya Gwan-sik sudah berada di kapal yang akan membawanya ke seberang pulau, dan Ae-sun yang berlari sekuat tenaga hanya mampu melihat kapal itu terus menjauh dari dermaga. Tapi Ae-sun tetaplah Ae-sun dan ia meneriakkan nama Gwan-sik tanpa henti, hingga akhirnya Gwan-sik mendengar sayup-sayup ia dipanggil. Tanpa pikir panjang, ia terjun ke lautan dan berenang secara nonstop hingga mencapai daratan. Gwan-sik juga tetaplah Gwan-sik yang berkeras ingin bersama Ae-sun, apa pun konsekuensinya.
Membela Ae-sun di depan keluarga sendiri

Hidup Gwan-sik dan Ae-sun terbilang pelik dengan berbagai kesulitan, dari soal mata pencaharian, serba kekurangan, hingga sejumlah anggota keluarga Gwan-sik yang berlaku kurang simpatik terhadap Ae-sun. Suatu hari emosi ibu dan nenek Gwan-sik memuncak terhadap Ae-sun dan perdebatan antara ibu mertua dan menantu pun terjadi. Namun tanpa disangka-sangka Gwan-sik muncul dan membela Ae-sun. Dengan mantap ia menegaskan bahwa ia berpihak kepada Ae-sun dan membawanya pergi. Tindakan gagah Gwan-sik kali ini yang dibarengi perkataan menenteramkan bagi Ae-sun sungguh membuatnya menjadi sosok yang layak disebut pasangan idaman.