Ada banyak terjadi di masa lalu yang nggak diketahui oleh publik. Informasi yang ada di buku sejarah nggak cukup banyak untuk dijadikan sumber. Apalagi saat peperangan terjadi. Keadaan kacau balau yang terjadi kadang perlu untuk diulas. Seperti proses yang dilewati saat perang terjadi, misalnya. Kisah ini diceritakan di film berjudul The Fortress.
Rilis pada Oktober 2017 lalu, film The Fortress garapan sutradara Hwang Dong Hyuk ini fokus pada hal yang sering nggak di-highlight di film kolosal. Perang. Nggak sekedar persoalan menang atau kalah, selama 139 penonton akan dibuat paham tentang apa saja permasalahan yang dialami oleh panglima dan pasuka perang yang ada di lapangan.
Lee Byung Hun sebagai Choi Myung Kil
Kum Yun Seok sebagai Kim Sang Hun
Park Hae Il sebagai Raja Injo
Mengambil latar pada 1636, saat itu dikisahkan bahwa Dinasti Joseon bersiap untuk perang melawan Dinasti Qing dari Tiongkok. Diperintah oleh Raja Injo, sang penguasa ini pun mengutus dua orang penting untuk ikut dikirim ke pinggir hutan. Ada Choi Myung Kil yang bertugas sebagai negosiator dan Kim Sang Hun sebagai panglima perang.
Bersama dengan ratusan pasukan, Myung Kil dan Sang Hun pun bersiap siaga di titik yang sudah ditentukan. Dianggap strategis dan bisa menyerang musuh dengan mudah, para pasukan bergantian untuk berjaga. Karena biaya yang nggak banyak, ternyata para pasukan diberi makan seadanya. Bahkan mendekati sangat kurang dan nggak layak.
Di saat ini, Sang Hun berusaha meminta kemurahan hati sang raja untuk mendukung pasukan yang mempertaruhkan nyawanya di hutan. Dengan drama cekcok dan saling sindir, pada akhirnya pada tentara mendapatkan apa yang diharapkan.
Tidak lama kemudian, pasukan dari Dinasti Qing tiba-tiba menyerang pertahanan Joseon di hutan. Kehilangan banyak pasukan karena mati dilibas pedang oleh musuh, Myung Kil memulai perannya untuk bernegosiasi dengan panglima perang Kerajaan Qing.
Pihak musuh meminta dan menuntut banyak hal kepada Joseon. Hal ini membuat Myung Kil harus bolak-balik bertemu dengan raja dan memutar otak untuk mencari jalan keluar yang nggak merugikan Joseon. Setelah rundingan yang alot, perang tetap terjadi.
Kehilangan banyak nyawa warga sipil, tentu membuat Joseon sempat terpuruk. Pasukan dari Qing yang menemukan celah untuk mengalahkan Joseon pun memberikan serangan bertubi-tubi. Pada akhirnya, siapakah yang menjadi pemenang dalam perang yang terjadi di hutan ini? Apakah pertahanan Korea berhasil dikoyak pada saaat itu?