Bulan lalu, para Blackjack dan netizen dunia dikejutkan dengan reuni 2NE1 dan penampilan “I’m the Best” mereka di Coachella, festival musik terbesar di Amerika.
Park Bom, Dara, dan Minzy membuat penampilan kejutan di penampilan CL dan berdiri di atas panggung sebagai grup untuk pertama kalinya dalam 7 tahun. Rolling Stone, sebuah majalah musik Amerika, bahkan memilih penampilan 2NE1 tersebut sebagai salah satu “yang terbaik tahun ini di Coachella.”
Yang namanya kejutan, penampilan itu tentu saja disiapkan secara rahasia. Namun selain agar bisa lebih mengejutkan para fans, hal tersebut dilakukan karena keempat member 2NE1 keluar dari agensi yang mendebutkan mereka, YG Entertainment, dan aktif di agensi yang berbeda. Mereka semua bisa bernyanyi bersama, tapi mereka membutuhkan izin YG untuk berpromosi sebagai 2NE1 yang menghasilkan pendapatan seperti pertunjukan, atau hak merek dagang harus dialihkan.
Jika mereka menggunakan nama 2NE1 dalam promosi konser atau album baru tanpa prosedur ini, mereka mungkin terlibat dalam gugatan pelanggaran merek dagang. Inilah sebabnya mengapa penampilan grup dipersiapkan dengan hati-hati tanpa publisitas. Namun, seorang pejabat dari YG Entertainment mengatakan, “Kami tidak memiliki rencana untuk mengambil tindakan hukum apa pun. Kami juga tidak memiliki posisi untuk mengungkapkan secara spesifik tentang penampilan 2NE1.”
Isu tentang hak merek dagang idol K-pop telah berlangsung selama beberapa dekade. H.O.T, idol generasi pertama, tidak punya pilihan selain menggunakan ‘High-five of Teenagers’ sebagai ganti H.O.T pada penampilan reuni mereka yang diadakan untuk pertama kalinya dalam 17 tahun melalui variety show MBC. Boy group B2ST melepaskan nama grup yang telah mereka gunakan selama 8 tahun karena konflik dengan mantan agensi mereka Cube Entertainment dan kemudian berpromosi sebagai Highlight sejak 2017.
Dilihat dari praktik hukum atau industri, memang benar bahwa hak merek dagang adalah milik agensi yang mendebutkan mereka. Di Korea, merupakan hal yang umum bagi sebuah agensi untuk merencanakan grup idol, berinvestasi di dalamnya, memproduksi musiknya, dan mendebutkan grup tersebut. Adalah hal logis bahwa pihak yang memberi modal dan menanggung risiko kegagalan harus mengambil hak untuk mendapatkan keuntungan. Dalam kasus SM Entertainment, ia memiliki berbagai hak kekayaan intelektual (IP) hak merek dagang seperti paten, hak desain, dan karya seni. Kini, mereka memiliki 1862 hak merek dagang.
Namun, pandangan yang berbeda muncul dengan pesatnya pertumbuhan industri hiburan baru-baru ini. Banyak yang mengatakan bahwa agensi tidak boleh memonopoli hak grup idol karena para membernya harus bekerja keras untuk mendapatkan popularitas juga. Tidak peduli seberapa bagus lagu yang dibuat oleh sebuah agensi, kesuksesan tidak dapat dijamin kecuali para membernya bekerja keras. Pandangannya adalah bahwa para idol menghabiskan banyak waktu dan upaya untuk meningkatkan nilai merek mereka, jadi hak-hak mereka juga harus diakui.
Apa pendapatmu tentang hal ini?
Sumber: (1)