Dalam laporan Dispatch sebelumnya, terungkap bahwa ibu kandung Goo Hara, yang hampir nggak pernah hadir di kehidupan Hara dan kakaknya, menuntut 50% dari warisan Hara.
Meskipun orang tua mereka datang ke pemakaman, sang kakak mengatakan ibunya mengganggu di pemakaman dan merekam prosesnya. Dia melanjutkan dengan menemui pengacara dan mencari cara agar bisa menerima warisan Hara. Hara diketahui memiliki banyak real estat dan memiliki banyak properti.
Ibu Goo Hara telah meninggalkan kedua anaknya, dia pergi ketika Hara berusia 9 tahun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, ayah mereka bekerja serabutan berkeliling Korea. Anak-anaknya tinggal bersama nenek dan bibi mereka dan menerima uang dari pemerintah. Mereka nggak memiliki kehangatan dicintai oleh orang tua. Dia memasukkan surat yang ditulis Hara untuk mengungkapkan kesedihannya di tahun 2016 terutama tentang ibunya.
“Caranya berbicara. Caranya berpikir. Ini menjadi kenyataan. Aku perlu melindungi diriku terlebih dahulu dan mengenal dengan baik diriku sendiri. Aku tahu aku sensitif dan tahu yang terbaik untuk diriku sendiri. Aku tahu aku mengambil energi dari diriku sendiri dan berusaha menjadi bahagia dan positif. Aku merindukan ibuku. Aku benar-benar merindukan ibuku. Aku menelan perasaan itu ke dalam hatiku dan nggak bisa meluapkannya selain menahannya. Aku terluka lebih dari … nggak. Nggak apa-apa untuk terluka. Aku boleh terluka.”
Dia menyatakan: “Aku ingat saat ibu kami meninggalkan rumah. Aku nggak tahu kenapa. Ayahku memberi tahu kami bahwa dia mungkin menginginkan sesuatu dan kemudian membuat keputusan drastis. Kami masih ingat dia dibawa pergi dengan ambulans. Hara dan aku dibuang oleh ibu kami. Itu sebabnya Hara selalu ingin dicintai. Itu membuatku sangat marah bahwa dia berpura-pura menjadi ibu kami setelah Hara pergi. Aku benci dia mengaku dia ibunya.”
Chat Goo Hara dengan kakaknya juga terungkap lagi, yang berisi:
Kakak: “Aku mohon padamu. Jangan pikirkan pikiran buruk dan jangan sakit. Tetap sehat dan seiring berjalannya waktu menikah, punya anak, dan jalani hari-harimu dengan baik. Ketika kamu sedih, menangislah dan biarkan saja. Aku mencintaimu, adikku.”
Hara: “Aku mencintaimu oppa! Jangan khawatir!”
Kakak Hara: “Aku tahu kamu pasti sedih. Hatiku juga sedih. Makan banyak makanan enak di Jepang.”
Sumber: (1)