Viki, mantan anggota girl group Dal Shabet memberikan pengakuan mengejutkan. Member yang sudah resmi keluar dan saat ini lebih berfokus sebagai aktris tersebut mengungkap dirinya pernah tertipu oleh agensi. Hingga akhirnya membintangi beberapa film dengan tema erotika.
Mantan anggota girl group yang saat ini dikenal dengan nama Baek Da Eun ini akhirnya angkat bicara mengenai pengalamannya membintangi beberapa judul film erotika. Viki mengaku, bukan keinginannya untuk membintangi film dengan tema erotis. Namun agensi yang menipu dirinya hingga memiliki image sebagai artis film dewasa.
Viki pertama kali tampil di layar perak melalui film “Pharisees” di tahun 2014. Di tahun yang sama, mantan idol ini mendapatkan penghargaan Rookie Actress di 34th Golden Cinema Film Festival. Karir Viki pun semakin melambung, hingga tahun 2015 ia tampil “Nice Sister-in-Law” disusul dengan film “P.S. Girl” pada tahun berikutnya.
Namun sederet film yang dibintangi oleh Viki tersebut kemudian menarik perhatian fans. Di mana, di beberapa bagian adegan, Viki harus memperlihatkan tubuh yang nyaris telanjang bahkan adegan tak senonoh.
Menyadari banyaknya rasa tidak nyaman dari fans dan juga image artis film dewasa yang mulai melekat, mantan anggota girl group ini pun akhirnya angkat bicara. Viki menyebut bahwa dirinya tak memiliki andil dalam memilih film. Meskipun sudah memiliki perjanjian nyaris tak ada adegan dewasa, keadaan di set film pun sering kali berbeda.
“Tak ada yang berada di samping saya ketika berada di set. Situasi yang membuat saya terpaksa tetap melakukan adegan tersebut. Film ini menyisakan luka yang mendalam untuk saya, dan memberikan image sebagai bintang porno. Saya ingin mengklarifikasi ini,” ungkap sang aktris dalam salah satu wawancara.
Ketika akhirnya menghubungi agensi mengenai kesepakatan yang berbeda ini, pihak label justru menyangkal adanya kejadian tersebut. Hingga ketika ia melakukan tindakan hukum pun, tak ada hal yang bisa dilakukan.
“Ketika menyadari bahwa role di drama ini sama sekali bohong, saya datang dan marah pada agensi. Namun yang saya dapatkan hanya ‘siapa yang menjanjikan kamu seperti itu?’ sebagai balasan. Pada titik ini, saya yakin saya hanya dimanfaatkan.”
