Bocornya informasi mengenai detail kematian Sulli sangat disesalkan. Tak itu saja, beberapa detail informasi lain seharusnya menjadi rahasia dan tak diungkapkan kepada publik. Mengenai kebocoran informasi tersebut, Markas Besar Bencana dan Keamanan Gyeonggi pun merilis permintaan maaf resmi.
Pada 17 Oktober, representatif Markas Besar Bencana dan Keamanan Gyeonggi menggelar konferensi pers. Pertemuan media ini dilakukan untuk meminta maaf secara resmi mengenai adanya kebocoran informasi tentang detail kematian Sulli.
Disebutkan, detail kematian Sulli seperti waktu tepat kematian sampai lokasi seharusnya tidak menjadi konsumsi publik.
“Kami ingin meminta maaf kepada publik atas kebocoran eksternal laporan panggilan darurat 119 (nomor telepon darurat Korea) baru-baru ini.”
Jung Yo Ahn, yang bertugas mengawasi dan mengaudit di departemen, menyatakan, “Sangat memalukan dan mengecewakan bahwa informasi internal dibocorkan secara eksternal oleh petugas pemadam kebakaran, yang harus menunjukkan perilaku model sebagai pelayan publik dan menunjukkan integritas ketika mereka bertugas melindungi. kehidupan dan properti warga.”
Dia terus menjelaskan, “Informasi itu bocor ke media sosial melalui seorang karyawan dalam proses berbagi laporan yang diperbarui secara internal, dan rinciannya kemudian diposting di situs portal dan blog terkenal. Kami telah menjelaskan kepada orang-orang yang mengelola situs portal dan blog ini yang secara eksternal membagikan informasi tersebut adalah ilegal, dan telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan.”
Dia menambahkan, “Kami saat ini sedang dalam proses menyelidiki bagaimana informasi itu bocor, dan begitu kami memiliki pemahaman yang kuat tentang fakta-fakta, akan ada tindakan tegas yang diambil sesuai dengan undang-undang terkait,” dan “Kami juga akan membahas sistem pelaporan internal kami, memperkuat program pendidikan kami, dan mengejar langkah-langkah lain untuk memastikan ini tidak terjadi lagi.”