Sudahkah teman-teman menonton drama yang judulnya School 2017? Ya, sesuai judulnya, School 2017 ini bercerita tentang… school. Sekolah. Drama ini menceritakan satu sekolah yang aturannya bobrok banget. Pokoknya, peraturannya bikin siswanya jadi stress, dan banyak aturan yang hanya menguntungkan pihak-pihak yang kaya saja.
Banyak cerita yang ditampilkan di drama ini, salah satu yang jadi highlight adalah tentang bagaimana para siswa menjalani proses belajar. Iya, kalau kalian nonton drama ini, di sana siswanya pada belajar dari pagi sampai malam. Dan sesampainya di rumah, mereka juga harus tetap belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah. Belajaranya nonstop!
Baca juga: 5 Pelajaran Hidup yang Bisa Kamu Dapatkan dari Drama School 2017
Soal belajar nonstop di atas, ternyata hal tersebut bukan hanya cerita fiktif belaka saja. Kenyataannya, proses belajar anak-anak SMA di Korea Selatan memang seperti itu. Mereka harus berangkat pagi untuk sekolah, belajar sepanjang hari sampai malam, dan malamnya ada yang pulang lalu mengerjakan PR atau ada yang lanjut lagi les sampai larut malam.
Persaingan pendidikan khususnya di tahap SMA memang sangat ketat di Korea Selatan. Hal ini karena pendidikan yang tinggi membuat seseorang juga naik derajatnya. Dan tentu saja karena ketatnya perebutan kursi di perguruan tinggi di Korea. Belum lagi tekanan orang tua yang suka memaksa anaknya untuk bisa sekolah setinggi-tingginya.
Nah, karena beratnya proses belajar dan persaingan pendidikan di Korea Selatan, banyak siswa yang frustasi karena proses belajar selalu ia hadapi. Salah satu situs berita di Korea, nate.com, mewawancarai seorang siswa SMA kelas 1 dan ia menceritakan bagaimana beratnya sekolah di Korea dan semua stress yang ia dapatkan dari sekolah.
“Begitu semester dimulai, sekolah mulai jadi menyeramkan.” Tuturnya. Ia juga melanjutkan, “tekanan di sini luar biasa dan persaingannya tidak terbatas. Bahkan jika kita masih kelas 1. ”
Siswa ini mengatakan, efek yang ia dapatkan selain stress adalah ia sangat kurang tidur. Ia juga mengatakan bahwa ia selalu bimbang untuk memilih antara kurang tidur atau tidak tidur sama sekali. Kalau ia tidur, ia akan melewatkan pekerjaan rumah. Kalau ia tidak tidur, PR bisa diselesaikan, namun ia akan mengantuk di kelas.
Beban kerja yang diberikan kepada siswa SMA menyebabkan tingkat stres yang tidak tertahankan. Mahasiswa ini berkomentar lebih lanjut, “Saya hanya ingin membuka pintu neraka ini dengan cepat. Saya masih punya dua tahun lagi. Saya merasa tertekan karena merasa ingin bunuh diri beberapa kali dalam sehari. ”
Pemuda Korea Selatan memang memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di seluruh dunia karena beban kerja sekolah. Bunuh diri adalah penyebab utama kematian di kalangan siswa SMA dan mahasiswa berusia 15 sampai 24 tahun di Korea Selatan. Dan semua (konon katanya) karena beratnya proses sekolah di sana.
Ya chingudeul, itu beberapa fakta soal sekolah SMA di Korea Selatan. Kita yang ada di Indonesia, harusnya cukup bersyukur ya, karena proses belajarnya tidak terlalu ketat seperti di Korea. Intinya, manage-lah kegiatan belajarmu dengan tepat. Jangan terlalu berlebihan karena itu juga tidak baik baik tubuh maupun pikiranmu.