Hwasa MAMAMOO Bicarakan Mantan Pacar yang Menjadi Inspirasinya di Lagu “Twit”

Pada 21 Maret, Hwasa MAMAMOO menjadi bintang tamu di variety show SBS “We Will Channel You.” Di sana, ia berbicara terus terang tentang kehidupan cintanya.

Hwasa menyebutkan lagu “Twit” dan menjelaskan, “Aku baru saja menuliskan pikiranku. Ada pria yang kucintai. Dia memberiku banyak cinta, dan sangat tulus. Tapi seiring berjalannya waktu, ketika aku berkarir, aku menjadi jauh darinya. Jadi aku bertanya-tanya, “Mengapa kamu hanya bernafas untukku? Kamu bodoh.” Tapi ternyata aku yang bodoh.”

Kemudian Kang Ho Dong bertanya berapa banyak “orang bodoh” yang ada dalam hidupnya, dan dia dengan jujur ​​menjawab, “Ada satu. Dia orang pertama dan terakhirku.” Hwasa melanjutkan, “Kami pertama kali bertemu di musim dingin. Aku mengikutinya sekitar selama setahun, tapi dia menolakku. Kemudian setelah kami mulai pacaran, dia jatuh cinta padaku.”

Dia berkata, “Ini adalah kisah cinta di Seoul. Jika aku ingin makan sesuatu, dia akan membawanya kepadaku, bahkan jika itu jam 5 pagi. Bahkan jika dia sedang tidur, dia akan datang kepadaku. Dia sangat konsisten. Kupikir itulah yang dilakukan semua cowok di dunia.” Kang Ho Dong berkomentar, “Karena dia juga menjadikannya sebagai selebriti.” Hwasa mengangguk sebelum menyadari apa yang dikatakan Kang Ho Dong, dan berkata bahwa dia bukan selebritas.

Kang Hong Dong bertanya apakah dia pernah dekat dengan selebriti sebelumnya, Hwasa ragu-ragu sebelum berkata, “Aku benar-benar buta tentang hal-hal itu. Aku nggak benar-benar dekat dengan cowok. Aku hanya ingin cowok itu jujur ​​tentang perasaannya kepadaku. Jika dia menyembunyikannya, itu berarti dia nggak ingin ketahuan. Aku juga sama. Jika aku nggak mengatakan apa-apa, itu berarti aku nggak ingin ketahuan. Meskipun aku mungkin tahu perasaan mereka, aku pura-pura nggak tahu.”

Tipe Ideal

Kemudian Hwasa MAMAMOO berbagi tentang tipe idealnya. Dia berkata, “Ketika aku masih muda, aku menyukai seseorang yang lembut. Namun, itu hanya fantasi. Sekarang aku suka cowok naif. Seperti itulah ayahku. Dia nggak pernah serakah, dan dia sangat naif. Dia mencintaiku apa adanya, dan dia suka berbagi.”

Sumber: (1)