Istri rapper Don Mills mengungkapkan bahwa dia menuduh rapper Bassagong merekam secara ilegal dan mendistribusikan foto-foto seksual karena dia adalah korbannya.
Sebelumnya, tuduhan terhadap rapper ‘A’ dimulai ketika istri rapper Don Mills berbicara melalui Instagram-nya. Istri Mills mengklaim bahwa seorang rapper terkenal ‘A’ telah secara ilegal merekam seorang kenalan dekatnya, kemudian membagikan konten itu dengan orang lain, yang berakibat membuat trauma korban.
Segera setelah kontroversi itu muncul, banyak netizen berspekulasi bahwa rapper ‘A’ yang disebutkan dalam tuduhan itu adalah Bassagong, yang baru -baru ini muncul di variety show YouTube ‘Mouths on Wheels’. Kemudian rapper Bassagong mengeluarkan permintaan maaf singkat di Instagram-nya, yang menegaskan bahwa rapper ‘A’ adalah dia.
Pada pagi hari 16 Mei, istri rapper Don Mills memposting di akun Instagram-nya postingan yang panjang dan jujur. Dia menulis:
“Halo. Aku takut jadi aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya pada awalnya. Aku minta maaf karena menyebabkan kebingungan kepada banyak orang karena kurangnya keberanianku. Tapi sekarang aku telah mengatasi keberanianku untuk berbagi kebenaran. Yang kusebut kenalan dekat dalam tuduhan awal sebenarnya adalah diriku sendiri…Aku bertemu dengan pelaku pada tahun 2018. Kami menonton film bersama, ngobrol dan berkirim pesan setiap hari, jadi menurutku kami berada di tahap PDKT.
Kemudian kami pergi ke pantai bersama pada hari rilis albumnya dan itu adalah hari dia berbagi foto dalam grup chat. Aku sebenarnya merasa malu untuk menjelaskan ini secara rinci…tapi aku berbagi karena banyak yang bertanya-tanya bagaimana aku mengenali foto-foto itu adalah fotoku. Dalam foto, aku tertidur di tempat tidur yang mengungkapkan lengan dan tato punggungku. Jadi siapa pun yang mengenalku akan dengan mudah mengidentifikasi wanita itu sebagai diriku. Dia mengambil foto-foto itu tanpa sepengetahuanku dan juga membagikannya tanpa persetujuanku. Aku terkejut menemukan foto dan komentar yang dia katakan ketika dia membagikannya…
Sekarang, aku akan memberi tahu kalian bagaimana aku bisa menemukan foto-foto ini. Pada akhir 2018, temanku memperkenalkan suamiku dan dia mendaftar di militer setelah meninggalkan ponselnya padaku. Saat itulah aku mengetahui bahwa pelakunya berada dalam grup chat dengan suamiku yang memiliki lebih dari 10 orang di dalamnya. Aku terkejut melihat nama pelakunya dan kebetulan membaca obrolannya. Kemudian aku tahu dia membagikan fotoku. Karena aku sangat terkejut, aku mencari sejarah grup chat itu. Tapi grup chat itu sendiri hanyalah grup chat yang normal. Orang -orang tidak menanggapi ketika dia berbagi fotoku.
Setelah banyak pertimbangan, aku membuka diri untuk suamiku. Dia tidak mengetahui foto-foto itu sebelum aku menceritakan kepadanya karena ada banyak orang yang mengirim banyak pesan per hari. Tapi setelah aku memberitahunya, kami harus menderita.
Aku tidak dapat melaporkan pelaku segera karena aku takut untuk maju sebagai korban dan membiarkan orang-orang di sekitarku dan suamiku tahu bahwa aku adalah korban. Aku juga takut dengan konsekuensi potensial yang mungkin dihadapi oleh orang-orang dalam grup chat termasuk suamiku, yang entah tidak menanggapi atau tidak mengetahui gambar-gambar tersebut. Aku memutuskan untuk tidak melaporkan dan suamiku diam-diam meninggalkan grup chat tersebut.
Aku sangat tersakiti dan malu dan aku mencoba melakukan sesuatu yang seharusnya tidak kulakukan dua kali selama waktu itu karena aku kesakitan. Kemudian suamiku membawaku dan mendaftarkan pernikahan untuk menunjukkan bahwa itu tidak masalah di antara kami.”
Di akhir postingannya, dia mengungkapkan alasan mengapa dia maju. “Aku tidak tahan lagi setelah mendengarnya secara terbuka mengatakan bahwa mudah bertemu dengan seorang wanita melalui DM.” Dia juga menyimpulkan postingannya dengan mengatakan dia tidak ingin menyakiti kenalan suaminya atau suaminya.
Sumber: (1)
